Ditulis dari pengalaman seorang teman.
Akhirnya, karakternya pun terbaca, bahwa engkau memang play boy.
Tapi aku bukan seorang play boy yang hanya mempermainkan mu...
dan kamu tak pernah menyadarin itu, kalu aku benar-benar sayang sama kamu, dan dia hanya main-main sama kamu....
dan kamu tak pernah menyadarin itu, kalu aku benar-benar sayang sama kamu, dan dia hanya main-main sama kamu....
Aku kasihan, aku iba
melihat dia terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari keluarganya
sendiri. Setelah beberapa kali aku berdialog dengannya, dengan lebih
intensif, berusaha menolong dan memberi solusi agar bakatnya yang luar
biasa dapat di optimalkan dengan baik, ternyata banyak keganjilan yang
aku dapatkan dari obrolan demi obrolan. Dia sangat cerdas,
tapi tidak mampu menempatkan kecerdasannya untuk suatu karya yang lebih
bermakna. Setidaknya dengan kecerdasan yang ia miliki, ia mampu
mendapatkan uang dengan mudah, pada kenyataannya ia masih kesulitan.
Dia sempat membuat
aku hampir jatuh cinta, aku sempat cemburu melihat dia dekat dengan
perempuan lain selain aku. Tapi semua rasa itu aku tahan, karena “siapa
aku untuknya?”. Hingga aku mendapatkan kesimpulan, dia mendekati banyak
perempuan sekedar untuk happing fun dan menghabiskan waktu.
Secara tidak
sengaja aku membaca koment di facebooknya, dia sangat mesra dengan
seorang perempuan lain, cantik memang, ABG, dan terlihat anak orang kaya
dari foto-foto facebooknya. Beberapa kali aku memergoki dia chating
dengan perempuan itu, dan seiring dengan hadirnya perempuan itu dia
semakin menjauh dariku. Aku masih penasaran, dan rasa ingin tau ku
membawa sebuah keberanian untuk menanyakan secara langsung kepadanya,
sebenarnya aku siapa dan apa arti semua curhatnya kepadaku selama ini?
lalu siapa perempuan yang selalu mesra dengannya di facebook itu?
Saat itu terlihat
jelas bahwa dia berusaha berapology dan tidak mau di persalahkan,
alasannya sih simple dan dia terlalu menggampangkan, selalu saja dia
bilang bahwa dia adalah milik umum siapa saja bisa dekat dan memeluknya
dengan bebas, karena pekerjaannya di entertainment hal seperti itu
dianggap terlalu biasa, berkata mesra dan sayang itu biasa, bisa
dilakukan dengan siapapun. Jalan n kencan dengan orang yang berbeda-beda
juga biasa karena itu untuk kepentingan perkembangan bisnis, katanya.
Cipika-cipiki di depan umum juga biasa, karena pergaulan di
entertainment memang seperti itu, sekali lagi katanya. Dan masih banyak
lagi katanya-katanya yang lain, yang sangat terbaca jelas bahwa dia
sedang menipu dirinya sendiri dan orang lain. Beberapa moment malah
terkesan kita yang bersalah seolah-olah katrok dan kampungan, tidak bisa
mengerti dunia entertainment, tidak mengerti tuntutan n bla bla bla.
Mungkin saat itu
ia mengira aku orang bodoh yang dengan mudah percaya dengan apa yang ia
katakan. Apalagi dengan pernyataan anehnya yang menyatakan bahwa “aku
mencintai dan menyayangimu dengan sangat, tapi bukan berarti aku harus
mempublish perasaanku ke kamu, biarlah kita berdua aja yang tau bahwa
aku menyayangimu”. Aku mencoba mencerna dan memahami apa maksud
sebenarnya dari statement tersebut, dan cukup menguras otakku untuk
menganalisisnya. Hingga waktu yang menjawab semuanya dengan sempurna.
Jelang beberapa
minggu aku tidak berhubungan dengannya, baik itu chatting, sms atau telp
yang biasanya kami lakukan setiap hari, karena memang aku jaim dan
ilfeel kepadanya, aku mencoba iseng melihat facebook dan
koment-komentnya dengan perempuan itu, alangkah kagetnya aku, karena
isinya sudah tidak semesra sebelumnya, dari koment dan status si
perempuan jelas bahwa sebelumnya ia menuliskan betapa indahnya dia
sedang jatuh cinta, tapi hanya karena waktu sekitar dua minggu,
statusnya berubah menjadi suatu pernyataan ketidak percayaan. Saat itu
ekspresiku hanya tersenyum dan agak puas. Bukan karena aku orang jahat,
tapi karena rasa penasaranku terhadap sesuatu yang memeras otak serta
mengganggu pikiranku telah terjawab. Benar bahwa dia playboy kelas
kakap.
Yang lebih
mengejutkan lagi adalah, ia menutupi semua kekurangnnya dengan sempurna
dan mencoba memanfaatkan perempuan-perempuan yang ia dekati untuk
kepentingan popularitas dan materi. Ketika ia menyadari bahwa perempuan
yang ia dekati tidak bermanfaat lagi, atau cenderung merepotkan, maka
dengan sangat mudah ia langsung melepaskan begitu saja, dengan alasan
yang sama dan apology yang sama, bahwa ternyata dia sudah menikah dan
memiliki dua anak yang butuh biaya untuk sekolah. OMG!
Untung aja
jantungku tidak langsung copot mendengarnya. Sangat mengejutkan, tapi
bagaimanapun cerita ini merupakan pelajaran yang sangat berharga.
Terutama buat kamu para pencari cinta, jangan mudah
percaya dengan siapapun, bisa jadi kata-kata manis itu merupakan tipuan
yang memiliki makna tersembunyi dan harus di ungkapkan dengan sangat
teliti.
Ada kata-kata indah dari seseorang yang bijak di ujung dunia sana, cobalah
membaca lingkungan dan pahami apa yang sebenarnya sedang terjadi,
karena terlalu banyak orang bodoh dan terjebak dengan kebodohannya yang
tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Bisa jadi kita sedang
dimanfaatkan dengan memberikan apa pun yang kita suka “pada awalnya”,
yang ujungnya seseorang tersebut hanya ingin mengambil keuntungan
sebanyak-banyaknya dari keluguan kita. Siapa yang akan menyangka?
So, jadilah orang yang cerdas, sensitif, peka terhadap sekitar dan jangan mau dimanfaatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar